Lalu tiba-tiba aku sadar ternyata tidak begitu mengenal dia. Justru di hari-hari terakhir hidupnya itu, baru muncul keinginan untuk tahu semua tentangnya. Banyak yang aku lewatkan, rupanya. Aku tak tahu dia pernah kemana saja, bagaimana dia bertemu dengan ibu saya, dan kenapa dia begitu ngotot melindungi seorang sahabatnya yang khianat dan membuat kehidupan kami nyaris porak poranda secara ekonomi.
Iya, aku tak terlalu mengenal dia.
Lalu kau muncul, Nak. Berenang-renang di perut ibumu. Pemeriksaan USG kemarin, dokter bilang kamu mungkin laki-laki. Baguslah. Meski kalaupun engkau perempuan juga tak apa-apa. Laki-laki atau perempuan, aku dan ibumu sudah punya nama untukmu. Satu nama yang androgini. River.
Dan aku sudah menyediakan banyak cerita untukmu. Kelak akan jadi satu buku yang aku terbitkan sendiri. Agar kau tak perlu mengulang kesalahanku. Agar kau bisa mengenalku melebihi caraku mengenal ayahku.
Sungai Muhammad. Semoga kelak bisa aku bacakan kepadamu, dan sebaliknya ketika aku mulai tua dan pikun. |
You must log in to post a comment.