Ketika mobil tanpa pengemudi masih sedang diupayakan untuk jadi kenyataan, perusahaan pembuat pesawat terbang Boeing sudah bersiap ke fase selanjutnya: pesawat tanpa pilot.
Permintaan global terhadap pesawat terbang semakin meningkat, dan tentu saja pilot yang dibutuhkan juga semakin banyak. Hal inilah yang mendorong Boeing untuk mengembangkan teknologi terbang tanpa pilot.
“Saya melihat ada kebutuhan 41.000 pesawat jet komersial selama 20 tahun ke depan. Dan itu berarti kami akan membutuhkan kurang lebih sekitar 617.000 pilot. Akan banyak pilot. Jadi salah satu solusinya adalah menyematkan perilaku otonom dalam pesawat,” kata Mike Sinnet, Vice President of Product Development Boeing, kepada Reuters, dan dilansir oleh The Strait Times.
Masih menurut Sinnet, dengan teknologi ini, memungkinkan untuk mereduksi lima pilot menjadi tiga atau dua dalam penerbangan jarak jauh, dari dua ke satu pilot dalam situasi darurat, atau pada beberapa kasus, mengurangi dari satu pilot menjadi tanpa pilot sama sekali.
Selama ini, sejak pesawat terbang take off, cruising, dan landing, semua proses bisa ditangani oleh komputer onboard. Dan teknologi baru ini memungkinkan kecerdasan buatan untuk membuat beberapa keputusan yang normalnya dibuat oleh pilot.
Tak tanggung-tanggung, menurut Boeing, jika semua berjalan sesuai rencana, teknologi ini sudah bisa diujikan di pesawat sesungguhnya pada tahun depan.
- Besse’, Fosil Homo Sapiens Tertua dari Sulawesi Selatan - 17/09/2021
- Indonesia Kembali Terima Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca - 02/09/2021
- Rindu - 28/03/2020