Seorang Musisi dan Anak Perempuannya

#dearRain,

Senin lalu, Facebook mengumumkan sebuah teknologi baru berbasis Artificial Intelligence yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi postingan status, video, atau livestreaming seseorang yang berpotensi untuk melakukan bunuh diri. Teknologi ini sebenarnya sudah dikembangkan Facebook sejak Maret lalu, ketika marak upaya bunuh diri yang disiarkan via Facebook, namun hanya memindai teks dan terbatas di lingkup AS saja. Kini, Facebook mencoba menerapkannya secara global, kecuali di wilayah Uni Eropa yang memiliki aturan privasi data yang berbeda dengan negara lain di dunia.

Sistem ini bekerja dengan membaca pola pada postingan yang merujuk pada upaya bunuh diri. Bila potensi itu ditemukan dan Facebook mencurigai seseorang akan melakukan tindakan membahayakan diri sendiri, Facebook akan berusaha mengontak pihak-pihak yang bisa memberi bantuan pencegahan, seperti polisi atau layanan pendampingan psikologi. Teknologi ini juga memindai komentar-komentar di sebuah status.

Jadi misalnya kalau seseorang bikin status dan teman-temannya banyak yang menulis komentar seperti “Kamu baik-baik saja?” atau “Apa yang bisa saya bantu?”, kemungkinan besar Facebook juga mencurigainya akan melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri. Artificial Intelligence Facebook akan berpikir bahwa ia mungkin butuh bantuan.

BACA:  Ambisi Orangtua yang Bisa Membunuh Bahasa

Bahkan komentar-komentar pendek seperti “Kak” atau “Dik” dengan elipsis di belakangnya, bisa jadi juga akan dicurigai termasuk dalam kategori ini. Jadi, semoga Om Achmad Sulfikar dan Om Ahsan Azhar berhati-hati menggunakannya di status Tante Shaqina Suketi atau Tante Kalis Mardiasih, misalnya.

Btw, gambar yang saya lampirkan ini adalah Chris Cornell bersama putrinya, Toni Cornell. Saya skrinkep dari Youtube. Ini penampilan mereka di Beacon Theatre New York pada 19 Oktober 2015. Saat itu, diiringi ayahnya, Toni menyanyikan Redemption Song, salah satu lagu paling ikonik Bob Marley. Chris Cornell adalah vokalis Soundgarden dan Audioslave. Bersama Eddie Vedder dan Kurt Cobain, Chris adalah nama besar dalam perkembangan musik grunge. Sekadar info, grunge adalah sebuah aliran musik yang muncul di era 90-an dan seketika membuat aliran musik lain jadi seperti agar-agar.

Chris sangat menyayangi anak perempuannya. Pada 18 September 2016, Chris mengunggah foto sedang memeluk dan mencium Toni, yang pada hari itu berulangtahun ke-12. Itu mungkin ciuman ulang tahun terakhir darinya. 
Karena pada suatu pagi di pertengahan Mei 2017, Chris memutuskan bunuh diri di sebuah hotel di Detroit, tempatnya menginap setelah malam sebelumnya tampil dalam konser bersama Soundgarden. 

BACA:  Doa Teknis di Tahun Baru

Tentu karena tersebab sesuatu yang tak tertanggungkanlah sehingga Chris nekat meninggalkan Toni. Chris menyusul Kurt Cobain, sebelum Toni genap berusia 13 tahun. Kita tidak tahu apa yang Chris hadapi di hari-hari terakhirnya itu. Ia tetap tersenyum dan tampil sebagai ayah penuh cinta seperti saat sepanggung dengan Toni menyanyikan Redemption Song. Bahkan sekiranya Chris memposting sesuatu di Facebook dan algoritma penangkal bunuh diri Facebook sudah ada waktu itu, mungkin akan kesulitan juga memindai. 

Kita tidak punya otoritas untuk menghakimi pilihan Chris atau siapa pun yang menghadapi hari yang berat. 
Tapi ketahuilah, Nak, tak ada yang lebih diinginkan oleh seorang ayah selain melihat anak-anaknya tumbuh besar dan bahagia. Apalagi bila itu anak perempuan. Seperti kecoa yang terus berjuang melewati fase evolusi, seorang ayah akan bertahan sekuat tenaga untuk tetap hidup sekalipun ia kehilangan kepala. Semata agar bisa menjaga anak perempuannya terhindar dari pendekar berwatak jahat. 

Ayah dan anak perempuan adalah hubungan yang unik. Seorang ayah akan selalu berupaya hadir dalam bentuk terbaiknya, karena ia akan menjadi standar bagaimana seorang anak perempuan akan menerima laki-laki lain di kehidupannya kelak.

BACA:  Kurir Masa Depan yang Hanya Setinggi Lutut
Fauzan Mukrim

Leave a Reply

Silakan dibaca juga