Raja dan Pastor


Sabtu 4 Maret 2017 di sebuah pulau yang penduduknya mayoritas beragama Hindu, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud bertemu Imam Katolik Pastor Eventius Dewantoro, Pr. Sambil berjabatan tangan keduanya terlibat pembicaraaan singkat.

Ahlan wa sahlan, ya Malik (Selamat datang, Raja)” kata Pastor.

Hal anta nasroniyun (Apakah Anda Nasrani (Katolik)?” tanya Raja sambil menyentuh lembut bagian dada jubah Pastor.

Raja Salman lahir di Riyadh 5 Syawal 1354 (kalendar Hijriyah). Karena berdarah biru pendidikannya pun khusus, yakni di Riyadh Prince’s School. Ia banyak mempelajari teologi dan sains.

Sistem pendidikan di sekolah ini mengacu pada sistem pendidikan yang telah diterapkan olah para Khalifah Umayyah, Abasiyah, juga Ustmani.

Pada usia 10 tahun, Salman kecil sudah khatam Al-Qur’an. Gurunya pun tak tanggung-tanggung, yakni Imam Besar Masjidil Haram Syeikh Abdullah Khayat.

Pastor Eventius yang akrab dipanggil Romo Venus lahir di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur, 2 Mei 1969 (Kalendar Masehi).

Pasca pengangkatannya sebagai Imam Katolik, pada 2002-2003 ia mendalami studi Islamologi dengan mayor Bahasa Arab di Dar Comboni Institute for Arabic Studies, Kairo.

Dar Comboni Institute for Arabic Studies adalah sebuah institusi pendidikan Katolik yang bekerja sama dengan Vatikan dan dikelola oleh pastor-pastor Eropa yang lama hidup di negara Islam.

BACA:  #dearRiver: Mengapa Gajah Berbelalai Panjang?

Raja Salman karena otaknya yang encer mengakibatkan ia diganjar gelar Honoris Causa dari Universitas Waseda Jepang dan Universitas Islam Madinah.

Ia jago berdiplomasi dan pecinta perdamaian. Di bawah kepemimpinannya pun Salman yang di masa tuanya sekarang ini mengalami Demensia dan Alzhemeir membuka hubungan geopolitik dan ekonomi dengan dunia Barat.

Romo Venus mempelajari berbagai materi tentang keIslaman, baik klasik maupun kontemporer. Pada saat kuliah, bahasa Arab menjadi santapan sehari-harinya. Doa pun menggunakan bahasa Arab.

Pada 2003-2005, Romo melanjutkan studi Islamologi di PISAI (Pontificio Istituto di Studi Arabi e d’Islamistica), Roma.

Foto: Google

Dengan selisih usia 34 tahun, maka membandingkan perjalanan hidup antara Raja dan Pastor pun bak bumi dan langit. Namun ada kemiripan di keduanya, yakni suka belajar. Belajar apa saja menembus batas universal.

Bahasa Arab yang digunakan Raja Salman dalam urusan negara adalah Modern Standard Arabic – yang dipakai juga di PBB sebagai bahasa resmi oleh semua negara Arab dan negara lain yg menggunakan bahasa Arab.

Sedangkan jika Raja berbincang dengan keluarga atau kolega, bahasa Arab yang digunakan adalah bahasa dialek. Ada 250 bahasa dialek di Saudi Arabia.

BACA:  Refleksi Anak Rantau: Indonesia vs Inggris?

Usai percakapan pendek itu. Keduanya sama-sama bertolak ke arah yang sama: Nusa Dua! Namun dengan cara dan tujuan akhir yang berbeda.

Raja ke tempat tetirahnya – The St. Regis Bali Resort.

Pastor ke tempat di mana ia selalu memberikan pelayanan umat – Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Puja Mandala.

Jarak kedua tempat ini hanya 2,5 kilometer atau sekitar 6 menit menggunakan mobil.

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin (agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta beserta isinya)

Ahmad Zaki
Latest posts by Ahmad Zaki (see all)

Leave a Reply

Silakan dibaca juga