Selama ini para peneliti yakin bahwa lumba-lumba memiliki sistem komunikasi sendiri. Pola siulan, decakan, serta liukan tubuh, diduga adalah “bahasa” yang digunakan oleh lumba-lumba untuk berkomunikasi.
Namun masih menjadi misteri apakah suara-suara itu adalah bentuk bahasa lisan.
Baru-baru ini, sebuah hasil penelitian yang dirilis melalui jurnal St. Petersburg Polytechnical University, semakin menguatkan hipotesa bahwa lumba-lumba berkomunikasi dengan cara yang mirip manusia.
Para peneliti mengamati pola komunikasi sepasang lumba-lumba hidung botol Laut Hitam (Black Sea Bottlenose) yang ditempatkan di sebuah kolam di pusat penelitian di Krimea, Rusia.
Eksperimen menunjukkan setiap lumba-lumba bergantian memproduksi pola bebunyian tanpa memotong “pembicaraan” lumba-lumba lainnya. Perangai itu menunjukkan setiap lumba-lumba mendengarkan kata-kata rekannya sebelum mengucapkan kata-katanya sendiri.
“Pada dasarnya, pertukaran ini menyerupai percakapan antara dua orang,” kata Vyacheslav Ryabov, penulis jurnal ‘The Study of Acoustic Signals and The Supposed Spoken Language of The Dolphins”.
Hasil analisis suara menunjukkan, dari semua suara yang diproduksi lumba-lumba itu, tak ada satu pun yang persis sama.
Berdasarkan kesamaan desain fitur bahasa itu, para peneliti berkesimpulan bahwa bahasa yang digunakan lumba-lumba bisa disejajarkan seperti kata-kata yang diucapkan oleh manusia.
Bahkan, untuk soal memotong pembicaraan, lumba-lumba mungkin sedikit lebih beradab dibanding manusia.
- Silakan Berbahagia, Tapi Menutup Jalan Juga Ada Aturannya - 12/11/2019
- Bon Jovi Rilis Lagu Baru “Unbroken” - 04/11/2019
- Roti Khas Indonesia Masuk Daftar 50 Roti Terbaik Dunia - 29/10/2019