“Ini adalah awal dari era baru untuk negeri ini” demikian cuitan Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Perdana Menteri United Arab Emirates (UAE) yang juga merupakan penguasa Emirat Dubai di akun twitternya pada tanggal 10 Februari 2016.
Salah satu gebrakan negeri kecil di bibir teluk Persia ini menyongsong era baru tersebut adalah membentuk Kementrian Kebahagiaan, Minister of State for Happiness. Tugas kementrian ini, sesuai namanya, adalah memastikan bahwa senyum dan kebahagiaan selalu terpancar dari wajah masyarakat UAE.
Adalah Ohood Al Roumi, seorang perempuan emirati (sebutan untuk penduduk asli UAE) yang menduduki posisi puncak dari salah satu dari 29 kementrian yang diumumkan awal bulan Februari 2016 tersebut . “National happiness isn’t a wish. Plans, projects, programmes, indices will inform the work of our ministries to achieve happiness,” ujarnya saat diwawancarai mengenai tugas pokoknya sesaat setelah pelantikan. Menurutnya, kebahagiaan nasional bukanlah sekadar impian belaka. Ada banyak rencana, proyek, program kerja yang akan disusun pemerintahannya demi mencapai hal tersebut.
Beberapa hari lalu, pemerintah UAE sudah menetapkan 100-hari Rancangan Kebahagiaan yang akan dijalankan oleh pemerintah melalui kementrian tersebut. “Tugas pemerintah adalah menciptakan lingkungan yang nyaman bagi individu, keluarga, pekerja agar tetap bahagia dan hidup dalam suasana positif” demikian yang dicuitkan oleh Sheikh Mohammad melalui akun twitternya yang memiliki 5 juta pengikut.
Selain Kementrian khusus untuk Kebahagiaan ini, pemerintah UAE juga membentuk Kementrian Toleransi, Kementrian Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementrian Pemuda, sehingga total 29 Kementrian dalam pemerintahan UAE. Yang menarik bahwa negeri yang terdiri dari 7 (tujuh) emirate ini memiliki 8 menteri wanita termasuk Shamma Al Mazrui, perempuan cerdas yang baru berumur 22 tahun yang ketiban menduduki posisi Menteri Pemuda.
Langkah membentuk Kementrian “strategis” ini mendapat sambutan positif dari media-media yang ada di UAE, juga dunia sekitarnya. Ini dianggap menandai gebrakan positif dan progressif dari negeri kecil penghasil minyak di teluk Persia. Dengan pendapatan perkapita US$ 67,000 (nomor 7 tertinggi dunia), negeri yang luasnya lebih kecil dari propinsi Riau ini menjadi salah satu negeri kecil terkaya di dunia. Dengan kekayaan melimpah, ditambah visi cerdas pemimpinnya, UAE menjadi salah satu negara yang sangat nyaman dihuni oleh 9.5juta penduduknya.
Pada pertengahan tahun 2013, surat kabar The National juga memberitakan bahwa UAE menduduki peringkat pertama sebagai negeri yang paling bahagia di kawasan Timur Tengah, dan nomor 17 tertinggi di dunia merujuk ke laporan The World Happiness Report yang diterbitkan oleh University of Columbia’s Earth Institute, salah satu komisi yang dipercaya oleh PBB. Laporan itu mengindikasikan bahwa negeri yang berbahagia adalah “negeri yang makmur, dengan pencapaian tinggi dalam hal kesetaraan social, kepercayaan dan kualitas layanan publik”.
Tampaknya, dengan pembentukan Kementrian Kebahagiaan yang dikelola oleh perempuan cerdas Ohood Al Roumi ini, masyarakat UAE akan semakin berbahagia. Tentu saja ini akan terlihat kontras dengan bagian lain di kawasan Timur Tengah yang masih dilanda konflik antar kelompok yang berkepanjangan. Semoga kebahagiaan di negeri kecil ini menjalar ke kawasan lain di sekitarnya, bahkan seluruh dunia. Amin.
- Rashford dan Jerusalem Syndrome - 21/12/2020
- Pulau-Pulau yang Mengecewakan - 03/12/2019
- Ketika Bahasa (Tambora) Punah - 18/11/2019
Mudah mudahan juga membawa kebahagiaan bagi para TKI yang ada di sana. Amiin…
– tapi bukankah kebahagiaan setiap orang berbeda beda? Ada yang berbahagia saat sendirian, lainnya bahagia saat dikelilingi teman temannya. Ada yang bahagia dengan menjadi produktif, sementara lainnya memilih bahagia dengan bermalas malasan. Sebagian berbahagia saat orang lain bahagia, tapi tampaknya banyak juga yang sebaliknya.
Ah… kementrian kebahagiaan ini pasti sangat sulit diukur keberhasilannya. Kalau keberhasilannya diukur dengan senyuman, sulit juga karena banyak sekali senyuman tak tulus yang beredar…
Jadi bagaimana kamu membuat program agar semua orang bahagia? Itu pertanyaan yang luar biasa sulit.