Tetangga …
Menurut saya tetangga adalah orang terdekat kita setelah keluarga , tetangga adalah orang pertama yang membantu dan menolong kita bila keluarga berada tinggal jauh dari tempat tinggal kita.
Tetangga juga seperti teman atau sahabat bahkan saudara.Tetangga pun sering sekali menjadi teman mengobrol, bertukar pendapat, berbagi suka dan duka sampai menangis dan tertawa bersama.
Terkadang tetangga juga menjadi orang pertama yang bisa mencari solusi dari masalah yang menimpa kita sebelum keluarga, menjadi orang pertama yang menolong kita ketika kita tertimpa masalah dan sangat kesusahan. Begitu banyak kata dan makna tentang sosok “tetangga” itu apa. Dan yang kita sukai dan membuat kita nyaman pastilah sesosok “tetangga” yang baik bukan ?
Ya, memang menyenangkan sekali mempunyai tetangga yg baik bahkan terbilang sangat baik
Begitu pun dengan saya , saya mempunyai salah satu tetangga di lingkungan kontrakan tempat saya tinggal , bisa dibilang dia bukan hanya sekedar tetangga yang amat baik tapi seperti sahabat bahkan saudara bagi saya dan ibu saya.
Darmastuti Yuwono Sihotang. Saya biasa memanggilnya dengan nama Mama Tepen, karena anaknya yang bernama Stefen juga dipanggil Tepen. Berjarak satu pintu kesamping dari pintu rumah saya , dia tinggal bersama suaminya yang bernama Harnal Dezerich Sihotang dan anak laki laki semata wayangnya Timothy Stephen Wahyu Raja Bistok Sihotang.
Mama Tepen berasal dari Jawa Tengah yang lahir di kota Boyolali , 3 Agustus 1971 , berprofesi sebagai ibu rumah tangga , dan anaknya yang baru duduk dikelas 5 sekolah dasar. Sedangkan suaminya yang berasal dari Medan dan lahir di Pematang Siantar berprofesi sebagai wiraswasta.
Mengenalnya sejak 7 tahun yang lalu , saya sangat percaya sekaligus merasa beruntung mempunyai tetangga yang sangat baik seperti dia. Dia adalah sosok tetangga sekaligus orang yang sangat peduli akan orang orang disekitarnya , bagitu pun terhadap saya.
Memang dia bukan seseorang yang seperti misalnya yang mendirikan Taman Kanak Kanak dalam keterbatasan , atau yang dari luar kelihatan sederhana tapi merawat anak anak yatim dirumahnya. Tapi dia sesosok orang yang peduli akan orang lain , dia orang yang senang membantu , jika dia mampu dia tidak pernah sungkan untuk melakukannya walaupun dengan hal hal kecil sekalipun.
Ketika pertama saya mengenal dia saya merasa dia terlihat begitu asing , karena dia memiliki agama yang berbeda dengan saya. Dia menganut agama kristen. Sempat ketika dirinya baru pertama kali tinggal dikontrakan ini , pemilik kontrakan pernah mengatakan kalau beberapa orang disekitar tidak menyukai keberadaannya karena agamanya berbeda.
Namun ia selalu berpikir positif atas itu. Dan perbedaan keyakinan itu tidak menjadikan dirinya pribadi yang rasis terhadap orang orang disekitarnya. Dia sangat toleran terhadap tradisi agama islam yang dianut mayoritas orang orang disekitarnya.
Sikap itu juga yang ia ajarkan kepada anak laki laki semata wayangnya, Tepen, waktu pertama kali mengenalnya, Tepen masih berumur 5 tahunan , tetapi sikapnya terhadap orang lain sudah mencerminkaan kedewasaan.
Mama Tepen dan suaminya begitu ramah dengan orang orang disekitarnya, Mama Tepen juga tipe orang yang mudah berbaur dan bergaul dengan orang baru juga dilingkungan baru, karena dia berprinsip untuk selalu berlaku sopan dan bertutur kata baik kepada orang lain apalagi yang baru dikenal.
Mama Tepen tipe orang yang senang berbicara , berargumen dan berpendapat. Topik pembicaraan ketika mengobrol dengannya selalu hal hal positif tak jarang juga membicarakan hal lucu yang membuat tertawa sampai terbahak bahak. Mama Tepen juga orang yang tidak mudah tersinggung terhadap hal kecil yang sepele, ia tidak pernah memperdulikan ocehan jelek orang lain terhadap dirinya , apalagi sampai mengeluarkan emosi karena itu. Tidak seperti orang tua atau ibu ibu kebanyakan yang gemar bergosip atau membicarakan orang dan sombong.
Sejak pertama kali ia datang ia selalu bersikap kekeluargaan kepada tatangga tetangga nya , seperti mengobrol bersama setiap sore , bercanda dan mengajak bermain anak anak , jika ia sedang membuat makanan , minuman , bolu atau pun kue kering , ia tak sungkan untuk berbagi ke tetangga tetangganya. Setiap bulan ramadhan tiba , ia ikut berpartisipasi untuk merayakan bulan ramadhan , seperti ikut membuat berbagai macam sajian ta’jil untuk berbuka puasa , seperti kolak , es buah , gorengan , pisang coklat , makanan pembuka berbahan kurma dan jus buah tak jarang dia juga membuat sayur atau lauk dan makanan lainnya.
Alasan lain juga karena anak dan suaminya suka dengan aneka hidangan khas berbuka puasa dibulan ramadhan.
Juga setiap tahun ketika menjelang hari raya idul fitri dia juga ikut melakukan tradisi warga islam di indonesia. Ya setiap tahun Mama Tepen dan keluarga tidak pernah kalau tidak mudik sekali saja , walaupun bukan beragama islam tapi ia senang sekali dengan tradisi ini ” Ngga ada salahnya kan kalo saya juga ikut ikutan berangkat mudik , toh saya juga punya kampung di Solo , terus tepen juga pasti kangen sama opung dan kerabatnya di Solo ” ujarnya.
Berbicara tentang setiap aktivitasnya sehari hari , dia tipe orang yang hemat dan tidak pernah ingin enak sendiri. Dikontrakan kami soal persediaan air dan listrik digabung , saya , mama tepen dan tetangga saya yang satu lagi. Dia bilang ketika sedang mengisi air kami bertiga harus bergilir biar sama rata dan pengisian pulsa listrik juga kami melakukannya secara bergiliran.
Mama Tepen orang yang sangat sederhana begitu juga anak dan suaminya. Katanya ” Saya mah ngga mau yang macem macem kalo urusan diri sendiri suami saya juga , asal bisa makan aja Lebih penting ngutamain kebutuhan anak sekolah sampe nanti gedenya sukses “.
Menurut saya , tidak pernah sekalipun saya merasa ada kejelekan didalam dirinya atau sifat jelek , rasanya kayak manis manis aja melihat aktivitas sehari harinya , keluarga yang harmonis , sanak saudara , sahabat , teman dekat dan orang orang baik berada didekatnya , karena ia pun orang yang sangat baik.
Dia benar benar orang yang bersikap dan beretitut baik , tidak dilingkungan rumahnya saja , dilingkungan lain atu lingkungan baru pun ia sangat ramah , karena memang menjadi pribadi yang ramah itu ia jadikan prinsip hidupnya ( pikir saya ) , dia bilang bahwa di dunia ini kita tidak hidup sendirian , yang namanya berbagi itu keharusan , berbagi itu ngga cuma berbagi barang kebutuhan atau semacamnya , tetapi berbagi senyum , ramah dan terbuka menjadi nomor satu yang harus kita lakukan sama orang lain biar tercipta kehangatan dan keakraban , sekalipun beda agama , ras atau suku tapi kita tetap sama sama satu negara dan umat manusia yang punya Tuhan.
Pernah suatu waktu saya bertanya kepadanya tentang sikapnya yang begitu sabar dan penuh toleransi terhadap orang orang dilingkungan sekitarnya yang sebagian disebut “rasis” kepadanya , di berkata bahwa ” Menanggapi orang orang seperti mereka itu yang penting jangan pakai emosi , apalagi kita juga ikut berprasangka buruk ke mereka , bergaul sama orang banyak ga mungkin kita ngga nemuin orang yang berkarakter buruk , pasti ada , sedikit atau banyak , menghadapi orang orang seperti mereka , kita harus bisa menguasai dan mengontrol diri sebaik mungkin , untuk tidak mengambil tindakan yang salah , kalo mereka jahat jangan sampai kita ikut balas jahat juga , berpikir positif lebih baik misalnya ngga nganggep kalo yang mereka lakukan perbuatan jahat , dan balas segala kelakuan mereka dengan hal hal yang baik , ngga peduli mereka mau bilang dan menganggap kita apa , menilai itu kan hak semua orang , yang penting kitanya harus berusaha untuk bersikap sebaik mungkin , bukan karena untuk pamer ke orang lain , tapi dari niat tulus kepada Tuhan.
Jangan pernah mendengar kata kata orang lain yang berkata tentang segala hal jelek yang menunjuk diri kita. Percaya aja Tuhan yang lebih mampu menilai seberapa baik perilaku kita sebagai ciptaan-Nya. Ngga lupa juga untuk mendoakan mereka supaya kedepannya jadi orang yang lebih baik.
Dan anggap aja diri kita itu kaya intan atau emas yang Tuhan asah , walaupun terasa sakit tapi lama kelamaan intan itu akan indah , begitu juga diri kita yang Tuhan asah sedemikian rupa sampai kita menjadi manusia yang baik dilihat-Nya dan Dia bangga sama kita “.
Setelah berangsur angsur , mengenal karakter dan sikapnya yang begitu berwibawa dan karismatik ( puitis banget sih saya , hihi ). Setelah mengenalnya lebih dalam mengenai sifat dan sikapnya. Saya merasa Mama Tepen orang yang sangat berpendidikan dan ketika muda , menjadi lulusan sarjana dan sukses , karena dia terlihat sama dengan orang orang yang berwawasan luas , mudah berbaur dan terpelajar.
Tapi alangkah terkejutnya saya , ketika dia mengatakan bahwa dia tidak sempat kuliah dan hanya lulusan Sekolah Menengah Atas. Katanya ” Memang saya sempat ngga bisa kuliah , hanya lulus SMA saja , tapi ngga bisa kuliah bukan berarti saya gagal kan Syinta ? Dan bukan berarti juga saya orang biasa yang ngga perlu belajar. Dari muda sampai sekarang pun , saya selalu berusaha mewujudkan apa keinginan saya , yaitu selalu belajar menjadi hamba Tuhan yang taat dan berlaku baik , belajar untuk tahu mana yang benar dan salah dan belajar tentang menjalani kehidupan baik , Tuhan merintahin kita untuk selalu belajar , dengan cara apapun yang penting dalam hal kebaikan. Dan belajar itu menjadikan kita berharga walaupun sedikit sedikit dan dengan keterbatasan.
Kalo saya ngga kuliah bukan berarti saya udah lepas kewajiban untuk belajar kan ? Ilmu datangnya bisa dari mana saja , asal kita berusaha. Jika kita punya kemauan , kita bisa menjadi orang yang berwawasan luas walau dengan keterbatasan. Dan Tuhan senang dengan orang orang yang ngga putus asa dan selalu berusaha. Dan kita pun harus sabar , mewujudkan apa yang kita inginkan itu butuh proses yang bertahap , ngga langsung begitu aja. Kita butuh waktu untuk belajar , kita pun butuh untuk mengalami pengalaman pengalaman , agar kita pun bisa belajar dari pengalaman itu.
Dan memang dari muda saya suka belajar agama dan tentang menjalani kehidupan yang baik , karena membuat hati damai , belajar agama juga yang menjadikan saya seperti sekarang. Ya intinya , saya ingin selalu berusaha untuk belajar , agar saya tahu mana yang baik dan engga juga saya ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dan Mama Tepen juga seperti kerabat bagi saya dan mama saya. Karena jarak rumah kami yang begitu dekat bisa dibilang bersebelahan , juga Mama Stefen dan Mama saya orang jawa , menjadi faktor utama kedekatan kami. Ketika mengobrol Mama Stefen dan Mama saya seperti layaknya saudara kandung , karena ketika mengobrol atau berbicara selalu yang mereka gunakan adalah bahasa jawa. Walaupun saya tak pernah mengerti bahasa jawa , setidaknya sedikit sedikit saya tahu maksud dari pembicaraan mereka.
Layaknya anak muda , mereka suka membicarakan hal hal lucu dan selalu tertawa. Ketika baru pertama kali bertemu awalnya mereka saling bercerita tentang kisah atau profil mereka masing masing. Tak pernah sedikit pun mereka bergosip tentang kejelekan orang lain atau semacamnya itu.
Kami juga saling berbagi satu sama lain , tak hanya berbagi pendapat ketika mengobrol , kami juga selalu berbagi hal lain. Tetapi yang paling sering berbagi selalu Mama Tepen , karena Mama saya hanya seorang karyawan swasta , jadi Mama , tidak terlalu sering memasak banyak , paling hanya sedikit makanan olahan sayuran sederhana untuk saya dan mama. Karena penghasilan mama pas pasan , maka menu makanan kami hanya secukupnya dan seadanya saja , ” yang penting mah sehat ” begitu kata Mama , karena penghasilan dari jerih payah Mama , diutamakan untuk biaya sekolah saya dan adik saya. Maka dari itu saya sering merasa canggung ketika menerima makanan atau hal lain pemberian Mama Tepen , dia terlalu baik karena sering berbagi , apalagi dia hanya berbagi kepada Mama dan saya saja , tidak ke semua tetangga disekitar. ” Kamu sama Mama kamu yang paling membutuhkan dan yang selalu menghargai makanan saya ini , jadi nikmati saja ” ujarnya.
Dulu tak jarang juga aku menikmati makanan Mama Stefen bareng Tepen anaknya , ketika “papahare” kami makan sambil membicarakan hal hal menarik. Senang sekali rasanya. Dan makanan yang sering Mama Tepen beri adalah makanan yang jarang saya makan , seakan akan dia tahu dan mengerti saya.
Mama Stefen juga menjadi sosok penyemangat paling jitu ketika saya dan Mama tertimpa masalah. Karena mama , sering kekurangan uang untuk biaya sekolah dana kebutuhan sehari hari aku dan adikku. Sering nya juga Mama Stefen menjadi sosok orang pertama yang membantu Mama , seperti meminjamkan suatu barang , meminjamkan uang sampai tak jarang pula ia memberi ku sedikit uang saku untuk ditabung.
Dan bercerita tentang aktivitas sehari hari. Disela kesibukan aktivitas kami setiap hari , kami suka mengobrol bertiga diteras rumah saya menjelang sore , sangat menyenangkan dan mendamaikan hati berbincang dengannya , karena dibalik tawa dan canda kami ketika mengobrol , kami berbicara dan berargumen tentang nilai kehidupan , hal hal kebaikan yang harus kami terapkan dalam hidup , tentang pola pikir sehat , pola hidup samapi pola makan yang sehat , tak lupa juga saling bertanya bagaimana aktivitas sehari hari yang telah dilalui bahkan sampai membicarakan tentang resep makanan dan membuat makanan… Biasalah para ibu kecuali saya , hehehe…
Juga berbicara mengenai salah satu karakter yang menjadi bagian dirinya adalah mempunyai rasa empati atau peduli yang besar. Ketika ada orang yang sedang tertimpa masalah , jika ia mampu ia akan membantu , begitu pun terhadap tetangga dekatnya dan juga saya.
Rasa pedulinya memang terbilang begitu besar , jangankan kepada kerabat atau teman , tetapi kepada orang lain yang sebelumnya tidak pernah ia kenal , ia tak segan membantu secara cuma cuma.
Mama Tepen juga tipe orang yang selalu siap dan merasa tertantang untuk memecahkan masalah dan mencari solusi terhadap permasalahan orang yang ia bantu.
Dia tak sungkan untuk ikut turut andil dalam menemukan solusi sekaligus memotivasi orang itu untuk sabar menghadapi masalah itu. Tidak seperti orang tua atau ibu ibu kebanyakan yang gemar bergosip atau membicarakan orang dan bersikap seolah tak peduli terhadap orang orang terdekat ketika sedang tertimpa masalah.
Saya pernah bertanya kepadanya tentang apa yang memotivasinya untuk selalu memberi empati dan peduli kepada orang lain , dan dia bilang bahwa hidup itu anugerah dan hidup itu pemberian Tuhan. Kalau kita dalam keadaan bisa , kuat , sehat dan berkecukupan bukan karena diri kita sendiri , tapi karena Tuhan. Segala hal yang saya miliki sebenarnya semuanya milik Tuhan. Jadi kalo saya ingin membantu atau kasih rasa empati saya kepada orang lain , itu adalah bentuk rasa syukur saya kepada Tuhan.
Ketika ingin menolong atau membantu bukan disaat kita sedang berada diatas atau karena kita sedang dalam keadaan bisa tapi karena keharusan untuk selalu berbagi , walaupun membantu sedikit , tapi setidaknya dapat meringankan beban orang orang yang terkena masalah. Dan melakukannya juga harus dengan niat yang dibarengi dengan ketulusan dan ikhlas , dengan itu Tuhan juga pasti akan bantu dan tuntun kita. Tuhan juga menyayangi kita karena kita juga menyayangi orang lain. Jadi berbuat baik itu ngga harus kita punya segalanya , selagi kita bisa dan mampu , lakukanlah. Tapi jika kita sebenarnya bisa dan mampu untuk membantu orang yang sedang butuh , tapi kita ngga melakukannya itu salah , itu bertentang dengan tujuan mengapa kita hidup dan mengapa Tuhan menciptakan kita. Dan juga ikhlas dalam berbagi dengan tidak berharap imbalan , itu lebih baik dan Tuhan bangga .
Tuhan itu satu , tapi Tuhan kasih segalanya untuk semua orang , tanpa pamrih , Tuhan selalu mengasihi dan menyayangi semua orang. Tuhan tidak pernah pilih pilih. Masa kita yang hanya ciptaannya pilih pilih . Jika kita mampu untuk menolong mengapa tidak. Intinya hiduplah seperti apa yang diperintahkan dan yang disenangi Tuhan. Saya juga takut Tuhan dan rasanya ingin saja untuk selalu melakukan hal hal yang baik. Semua yang kita miliki adalah milik Tuhan. Dan nanti kita juga akan kembali kepada Tuhan.
Dan satu hal lagi , ketika saya mendengar dan mengetahui ceritanya yang belum mempunyai anak selama hampir 14 tahun , saya sempat berpikir begitu sabarnya ia tidak mempunyai buah hati dalam waktu selama itu. Dan kini usia Mama Tepen sudah menginjak 45 tahun begitu juga suaminya yang sudah berusia kepala lima sedangkan Tepen baru berumur 11 tahun atau kelas 5 sekolah dasar. ” Mungkin Tuhan memberi ujian kepada saya agar saya selalu bersabar , mungkin waktu itu Tuhan belum percaya untuk mengenyam tanggung jawab besar itu , tapi saya percaya suatu saat Tuhan pasti akan memberi saya dan saya tidak akan pernah berhenti berdoa untuk itu , sampai akhirnya Tuhan akhirnya kasih saya kepercayaan. Dan seorang anak itu anugrah paling besar yang Tuhan kasih ke saya , menjadi ibu dan orang tua yang baik ke anak merupakan tanggung jawab yang harus dijalani dengan matang dan ketulusan hati. Dengan merawat anak dengan baik juga kita memuliakan Tuhan , karena Tuhan kasih kita kepercayaan sehingga ia menitipkan seorang anak kepada kita “. Ujarnya ketika bercerita kepada saya dana Mama.
Tetapi , walaupun hanya memiliki anak semata wayang atau satu satunya , tidak menjadikan Mama Tepen dan suaminya menjadi orang tua yang memanjakan anaknya. Ya , Tepen tetap diajarkan tentang perbuatan yang benar dan salah , tentang bagaimana bersikap yang baik , dan menghindari perilaku perilaku buruk. Mama Tepen juga mengajarkan Tepen untuk selalu berbagi , tidak mengejek temannya , berlaku adil dan menaati serta melaksanakan perintah Tuhan.
Walaupun begitu , Mama Tepen juga tidak pernah memaksa anaknya untuk selalu melakukan apa yang ia mau , dia memaklumi kalau sampai sekarang Tepen masih kecil , ia masih duduk dibangku kelas 5 sekolah dasar , Tepen masih ingin selalu mencoba hal hal baru dan egonya masih terbilang besar , jadi wajar saja.
Mama Tepen bilang bahwa cara mendidik anak yang paling utama ialah memberikan contoh nyata , yaitu memberi contoh dari apa yang ia lakukan lalu diajarkan kepada anak.
Dan Mama Tepen juga tak pernah lupa untuk selalu menegur Tepen jika salah , menasehatinya dan terkadang marah marah kalau Tepen benar benar nakal. Mama Tepen juga membiasakan Tepen untuk disiplin , mengingatkannya untuk selalu melaksanakan kewajiban , mengatur waktu , giat belajar dan mengurangi waktu untuk bermain.
Makanya hampir setiap pagi saya selalu mendengar samar samar teriakan Mama Tepen dari rumah , yang sedang mempersiapkan Tepen untuk pergi ke sekolah. Seperti ” Stepen , cepat bangun , sudah jam berapa ini ayo mandi !! “. , Stepen mandinya jangan lama lama !!”. , ” Stepen ayo makan dulu !!”. Juga seperti menyuruh Tepen belajar , tidur siang , dan banyak lagi.
Hahaha , seringkali saya tertawa jika mendengarnya. Apalagi jika Tepen sedang bermain di teras atau halaman rumah , kalau sudah waktunya belajar, tidur siang , makan atau mandi pasti Mama Tepen dan Tepen seperti tukang penghitung menit , begitu saya menyebutnya hahaha. Misalnya ketika Tepen bermain layangan , Mama Tepen menegurnya ” Tepen ayo sudah sore kamu belum mandi , main layangan itu ngga ada selesai selesainya “. Dan Tepen jawab “Bentar dulu mah , 5 menit lagi “. Lalu Mama Tepen masuk ke dalam rumah dan tak lama kembali lagi ” Stepen ayo sudah 5 menit kamu main , cepat mandi ! “. Tepen menjawab lagi ” Bentar ah , 3 menit lagi , ini lagi ada angin tau mah “. Dan begitu seterusnya , sampai Mama Tepen dibuat gondok oleh Tepen , hahaha.
Dan Mama Tepen juga bercerita tentang bagaimana ia berkomunikasi dengan anaknya , Tepen. Katanya bahwa ia selalu bertanya kepada anaknya , jika ia marah marah tentang segala hal yang menuntut kebiasaan dan kewajiban Tepen bagaimana perasaan Tepen kepadanya , lalu Tepen menjawab bahwa tidak apa apa dimarahi , lagi pula dimarahin kan biar buat kebaikan Tepen. Dan ia pernah bertanya kepada anaknya , bahwa malukah mempunyai ibu sepertinya , dan Tepen menjawab bahwa engga kok mamah mah baik , Tepen ngga malu kok. Bahkan ketika hendak pergi ke gereja atau berlibur , Mama Tepen suka bertanya kepada Tepen , baju seperti apa yang cocok untuk dipakainya , dia takut memakai baju yang style nya seperti anak muda , karena badannya mungil , kecil dan wajahnya masih terlihat seperti berumur 30 tahunan itulah sebabnya Mama Tepen selalu bertanya kepada Tepen.
Tepen , juga anak yang sangat pintar dan rasa ingin tahu nya tinggi. Disamping itu Tepen juga ramah dan sangat baik. Dia selalu mendapat peringkat kelas , juga sifat jujur sudah diajarkan orang tuanya sejak ia berusia dini , jadi setiap ujian sekolah , nilai terbaiknya merupakan asli dari kerja kerasnya belajar dengan giat. Tepen juga senang melakukan apa yang ia suka , dan kebanyakan apa yang dilakukannya selalu mengundang tawa. Pernah peristiwa lucu yang diceritakan dari Mama saya dan peristiwa yang tidak pernah dilupain. Mama pernah melihat Tepen mengobrol dengan tukang sepatu yang waktu itu sedang berteduh di depan teras rumahnya , Tepen bertanya tentang bagaimana pekerjaan si tukang sepatu , ngga hanya itu Tepen juga menanyakan tempat tinggal , identitas , hobi si tukang sepatu bahkan bertanya kapan si tukang sepatu pulang kampung. Mama saya tertawa ketika menceritakannya ” Bener bener itu si Tepen kepo banget hahahaa “.
Juga sama seperti ibunya , Tepen senang berbicara , berpendapat atau berargumen , jika ia sedang mengobrol dengan temannya , gaya bicaranya seperti orang dewasa , terkadang membuat orang yang melihatnya juga tertawa karena lucu , karena bagaimana pun juga ia masih anak kecil jadi masih terbilang polos.
Dan hampir selalu ada kejadian lucu Tepen disetiap kesehariannya. Memang dia anak yang sangat pintar.
Tentang mendidik dan merawat anak menurut Mama Tepen intinya , anak itu titipan Tuhan yang benar benar harus kita jaga. Ia berkata bahwa seperti orang bilang , seorang anak itu anak panah , orang tua adalah busur dan Tuhan lah Sang Pemanah , tugas kita hanya untuk mengarahkan sang anak ke jalan yang baik dengan membantu menghidupkan karakter anak , memperbaiki sikap juga mengenalkannya kepada Tuhan yang telah menciptakannya agar dia menjadi manusia yang beriman.
Dan karena anak punya hak atas kehidupannya sendiri itulah sebabnya kita tidak boleh mengekang anak untuk mengikuti kemauan kita. Serta segalanya Tuhanlah yang mengatur dan berkehendak.
Bersikap sebaik baik mungkin kepada anak , tapi sikap tegas juga tetap harus kita lakukan , jika anak berjalan ke jalan yang salah pastilah penyebab utamanya adalah orang tuanya sendiri , sebab seperti kata pepatah , apa yang kita tabur itulah yang kita tuai.
Penulis:
Syinta Kemuning
Facebook : Syinta Kemuning
Twitter : @syintakemuning
–Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menggunjing Tetangga 2016 yang diselenggarakan oleh The River Post – Berbagi Hanya yang Baik—
- Besse’, Fosil Homo Sapiens Tertua dari Sulawesi Selatan - 17/09/2021
- Indonesia Kembali Terima Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca - 02/09/2021
- Rindu - 28/03/2020