Kang Sunandar sapaan akrabnya di desa sulek salah satu desa yang ada di kabupaten Bondowoso kota yang mempunyai julukan” kota tape”. Pemuda lulusan Universitas ternama di jember ini sosok yang akan kita Gunjing saat ini, tak ada yang istimewa dengan pemuda yang satu ini, hidup sederhana dan banyak teman mungkin adalah salah satu filosofi hidupnya yang penting bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, tapi di balik itu kang Sunandar ibarat super hero bagi warga sulek.
Desa sulek berada di kecamatan Tlogosari kabupaten Bondowoso. Sedikit sulit untuk mencapai desa ini dari kota Bondowoso kita masih menempuh jarak sekitar 19 kilometer desanya berada di bawah bukit tongghu yang menjadi pembatas antara desa sulek dan desa pecalongan, hasil bumi berupa tanaman padi dan palawija adalah salah satu komoditi yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sulek, selain itu bukit tongghu juga dimanfaatkan untuk menanam kayu dan tanaman tanaman lainnya namun sayang sekian banyak masyarakat yang tinggal di desa sulek kebanyakan tanah tanah mereka sudah dijual kepada orang lainsehingga lapangan pekerjaan di desa sulek semakin berkurang dan pemasukan ekonomi bagi warga sulek sangatlah minim, kondisi tersebut memaksa penduduk sulek yang memilih kerja di luar negeri atau biasa pemuda pemuda disulek kerja di pulau dewata padahal potensi desa sulek sangat besar sekali sebagai lahan mendulang rupiah.
Hidup di desa bagi kang sunandar memang tak semudah hidup di kota, disana lapangan pekerjaan sangat banyak meskipun banyak yang bilang di kota hidupnya sangat kejam. Hidup di pedesaan harus pintar membaca peluang yang ada di sekitar kita ujar kang sunandar, kearifan lokal, dan sumber daya alam bisa kita manfaatkan sebagai tempat mendulang pundi pundi rupiah, di desa sulek selain hasil bumi berupa padi dan palawija di desa sulek juga kaya akan hasil tanaman bambu, yang biasanya warga sulek hanya menjual perbatang dengan harga yang sangat murah, dengan membaca peluang tersebut kang sunandar mulai memberanikan diri untuk menyulap bembu yang biasanya mempunyai harga yang sangat murah menjadi salah satu komoditi yang bernilai puluhan rupiah.
Awalnya masyarakat tak banyak merespon usaha kang sunandar malah ada sebagian yang meragukan usaha kang sunandar “ mana ada bambu yang murah bisa menghasilkan ribuan rupiah”. Tapi dengan kejelihan dan ketekunan kang sunandar akhinya dia merintis usaha mebel dan kerajinan yang berbahan dari bambu, memang dalam menjalankan bisnis tak selalu berjalan mulus, kang sunandar juga pernah mengalami kerugian tapi berkat keberanian kang sunandar mengambil resiko akhirnya sampai sekarang usaha kang sunandar berjalan dengan lancar, awal mula harga satu batang bambu yang hanya di bandrol dengan harga Rp.10.000,- berkat tangan kang sunandar yang bisa menyulap bambu menjadi aneka barang meubel dari satu set meja dan kursi sampai gazebo yang harganya kisaran 3 sampai 4 juta rupiah kang sunandar juga mampu mengajak para pemuda dan masyarakat untuk ikut menekuni usaha kang sunandar yang beliau beri nama “Bambu raya investama” kini berkat kang sunandar pengangguran di desa sulek berkurang dan pemuda pemuda atau masyarakat yang biasa mencari pekerjaan merantau ke kota orang lain sekarang sudah bisa menghasilkan pundi rupiah di desa sulek selain membantu perekonomian warga sulek, bambu raya investam juga melakukan penanaman bambu untuk penghijauan di desa sulek, kang sunandar “ the super hero dari desa sulek “.
Penulis:
Achmad Taufik
Pakisan Tlogosari Bondowoso
–Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menggunjing Tetangga 2016 yang diadakan oleh The River Post – Berbagi Hanya yang Baik—
- Besse’, Fosil Homo Sapiens Tertua dari Sulawesi Selatan - 17/09/2021
- Indonesia Kembali Terima Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca - 02/09/2021
- Rindu - 28/03/2020
saya orang Bondowoso kebetulan desa sya sebelah dengan beliau, sangat paham dengan karakter anak muda yang satu ini , istiqomah, dan ulet serta pantang mundur
saya yakin 1 tahun akan mendatang Sulek akan menjadi desa yang makmur
Wah ini artikel om gusbolang ya ….. semoga menang cak