Rabu, 6 November 2019, dua puluh ekor katak menjadi “bintang tamu” di Kebun Binatang Huachipa di Lima, Peru. Katak-katak ini adalah hasil pengembangbiakan di penangkaran setelah beberapa spesies mereka diselamatkan dari habitatnya di Danau Titicaca. Katak yang dipamerkan ini berusia antara 7 bulan sampai 5 tahun. Menurut Celia Diaz, Direktur Kebun Binatang Huachipa, beberapa ekor katak ini juga sudah dikirim ke Kebun Binatang Denver.
Katak ini memang istimewa. Menurut Smithsonian Channel, katak Titicaca ini bisa bernafas melalui kulit. Katak endemik Peru ini terancam kelangsungan hidupnya karena danau tempat mereka hidup tercemar polusi dan limbah penambangan ilegal. Di laman IUCN Red List, spesies ini sudah masuk daftar terancam punah sejak tahun 2004.
Namun, penyebab paling utama dari ancaman kepunahan ini adalah kepercayaan setempat yang menganggap katak ini punya khasiat ajaib. Sekian lama katak Titicaca yang punya nama latin Telmatobius culeus ini diburu untuk dijadikan jus. Kebudayaan Andes percaya ramuan yang dibuat dari katak ini berkhasiat menyembuhkan asma, bronkitis, lesu, dan lemah syahwat. Di berbagai tempat di ibukota Peru, Lima, jus ramuan katak ini banyak dijajakan.
Dikutip dari laman National Geographic, warga setempat biasa memblender katak dengan campuran worter dan madu. Meski demikian, belum pernah ada bukti ilmiah bahwa ramuan jus katak ini memang berkhasiat seperti yang disebutkan.
- Besse’, Fosil Homo Sapiens Tertua dari Sulawesi Selatan - 17/09/2021
- Indonesia Kembali Terima Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca - 02/09/2021
- Rindu - 28/03/2020