Perkenalkan namanya Ibu Wahono tapi beliau lebih akrab disapa Bu Wah. Saya mengenal Bu Wah sejak masih duduk di bangku SD ketika pertama kali pindah rumah. Sosoknya yang ramah membuat saya dan keluarga merasa nyaman menjadi tetangga barunya. Selain aktif sebagai wanita karier, Ibu yang usia sudah tidak terbilang muda lagi ini juga aktif dalam kegiatan Ibu-ibu PKK..
Sudah menjadi pengetahuan umum jika sampah plastik merupakan limbah yang bisa mencemari lingkungan. Sifatnya yang tidak mudah hancur membuat sampah plastik membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk bisa terurai. Tentunya ini menjadi suatu permasalahan yang cukup serius. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai persoalan sampah ini sudah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.
Tingginya sampah plastik yang di hasilkan dari aktivitas rumah tangga di lingkungan tempat Bu Wah tinggal juga menjadi problematika tersendiri. Namun, lewat kreatifitasnya sampah-sampah plastik yang semula sering dianggap tidak berguna itu bisa disulap menjadi benda-benda yang bermanfaat setelah melalui proses daur ulang. Cara pengolahannya pun cukup mudah dan tidak memerlukan waktu lama.
Lewat kegiatan perkumpulan seperti arisan ibu-ibu maupun karang taruna remaja putri, Bu Wah menjelaskan bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik khususnya yang berasal dari kemasan menjadi tas, taplak meja dan tatakan gelas. Bahan yang perlu dipersiapkan, antara lain bungkus plastik bekas kemasan (bisa apa saja,seperti mie instan, kopi, snack,dll), gunting, tas dari bahan kain yang sudah tidak dipakai, jarum pentul, jarum jahit dan benang.
Dalam setiap pertemuan Bu Wah juga mempraktekkan secara detail proses tahapan daur ulang sampah plastik bekas kemasan. Pertama, siapkan bungkus plastik bekas kemasan. Gunting seluruh sisi bungkus plastik bekas kemasan kurang lebih 1 cm sehingga menjadi bagian yang lebar. Lipat hasil guntingan tadi menjadi 4 bagian yang sama besar (untuk lebih mudahnya lipat dulu menjadi 2 bagian, kemudian pertemukan sisi kiri dan kanan ditengah lipatan). Setelah menjadi 4 lipatan yang bertumpuk, lipat lagi menjadi 4 bagian yang sama besar dengan kedua ujung bertemu ditengah.
Satukan hasil lipatan tadi dengan menyelipkannya satu sama lain dengan arah bolak-balik (hasil tiap-tiap lipatan harus sama panjang dan lebarnya). Setelah cukup panjang (disesuaikan dengan kebutuhan) siapkan tas dari bahan kain yang sudah tidak dipakai sebagai dasar. Jahit bungkus plastik bekas kemasan yang telah dikreasikan tadi pada tas kain hingga menutupi seluruh bagiannya (agar dalam proses penjahitan bungkus plastik tidak bergerak-gerak kaitkan dengan jarum pentul). Proses penjahitan bisa dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin.
Meski kegiatan mendaur ulang sampah plastik ini belum berlangsung lama, Bu Wah berharap kedepannya berbagai macam produk kerajinan buatan ibu-ibu dan remaja putri setempat bisa laku dijual di pasaran. Selain bisa mengurangi produksi sampah plastik, syukur-syukur lewat kegiatan positif ini bisa menghasilkan keuntungan. Bu Wah berpesan kepada para ibu-ibu dan remaja putri, “Yang penting itu action (bertindak), jangan terlalu banyak berpikir, seiring berjalannya waktu kita bisa memperbaiki hal-hal yang belum sesuai”. Itu kunci jika ingin menjadi orang yang bermanfaat.
Penulis:
Nurfitriyana Purnasari
Akun Twitter : www.twitter.com/naacheta
Akun FB : www.facebook.com/ghaniashopid
–Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Menggunjing Tetangga 2016 yang diselenggarakan oleh The River Post – Berbagi Hanya yang Baik—
- Besse’, Fosil Homo Sapiens Tertua dari Sulawesi Selatan - 17/09/2021
- Indonesia Kembali Terima Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca - 02/09/2021
- Rindu - 28/03/2020
Wahh artikelnya bagus dan bermanfaat banget nih