Dilarang GR di Negara Ini

Beberapa waktu lalu, sseorang sahabat bercerita tentang rekan kerjanya yang –sebutlah bernama Mawar. Mawar ini wanita di usia merekah 25 tahun dan belum menikah. Akhir-akhir ini Mawar merasa mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus dari salah seorang rekan kerja pria yang sudah menikah, yaitu beberapa kali saat berjalan atau makan bareng dibukakan pintu atau ditarikin kursi.

Wah, kalau jadi baper dan gede-rasa (GR) gara-gara dibukakan pintu dan ditarikin kursi saat mau makan (apalagi dengan kondisi kita bawa nampan makanan di resto cepat saji), siap-siapkan hati ya kalau datang ke Inggris sini. Saya cerita dari sudut pandang saya yang baru 6 bulan ini tinggal di Birmingham. Ternyata konfirmasi dari beberapa teman di wilayah Inggris, rata-rata sama pengalamannya dengan saya.

Sewaktu pertama kali datang ke Birmingham,  yang membuat jengah adalah saat disapa orang lokal terutama yang sudah berumur 40 tahun ke atas dengan sapaan  Dear, Love, Darling, Sweetheart, dan sebutan manis lainnya yang biasa kita dengar jadi sapaan di film komedi romantis ala Hollywood. Dan itu umum sekali, bisa kita alami mulai dari di supermarket sampai petugas di perpustakaan. Perilaku Ladies First juga sudah mendarah daging di sini. Tidak perlu bawa belanjaan atau gembolan banyak buat jadi syarat diperlakukan istimewa seperti standard Mawar tadi, sedang jalan melenggang kangkung saja kalau kita berpapasan dengan pria dan bersamaan mau masuk ke satu ruangan, yang pria akan refleks membukakan pintu lebih dulu dan memberi jalan.

BACA:  Saat Undangan Makan Terasa Seperti Ujian

Atau kalaupun si pria sudah duluan membuka pintu, dia akan masuk lebih dulu dan kemudian menahan pintu tetap terbuka untuk  membiarkan kita para wanita masuk. Saat ini terjadi, tolong ingat merespon dengan kata-kata “thank you” saja ya, jangan lebay memandang penuh cinta dan merasa ini tanda-tandanya kalau pria ini jodoh saya…. Hal begitu sudah biasa di sini.  Beberapa kali bertemu di tempat umum dengan pria-pria yang terlihat keren dan sibuk langkahnya terburu-buru, tapi saat kita berbarengan mau masuk di depan pintu, mereka akan spontan mempersilahkan kita masuk lebih dulu.

Kejadian yang paling baru saya alami dua hari lalu saat di stasiun kereta sepulang dari Manchester. Ada seorang laki-laki muda berpakaian rapi dan necis yang posisinya saat berjalan bareng dengan saya menuju ke pintu agak nanggung, sudah sedikit di depan saya. Biasanya di posisi nanggung begitu kaum pria di sini akan mundur memberi jalan buat perempuan yang langsung berada di belakangnya. Saya sih merasa biasa saja dan wajar, toh dia sudah duluan selangkah  di depan kita. Ternyata dia tetap merasa bersalah dan minta maaf dengan muka sungguh-sungguh, “I’m sorry, but my train is leaving by now…”  Ya ampun, sudah mau ketinggalan kereta masih sempat minta maaf untuk hal yang menurut saya wajar karena  dia sama sekali tidak menyalip atau merugikan saya, kok. Seakan-akan dengan tidak mendahulukan perempuan dia sudah melakukan kesalahan.

BACA:  Ditinggalkan di Tepi Jalan 39 Tahun Lalu, WN Belanda Ke Surabaya Mencari Orangtua Kandungnya

Hal ini juga tetap berlaku bahkan di saat wanita muda bertemu dengan pria yang lebih tua. Kalau biasanya di Indonesia kita akan mendahulukan yang lebih  tua daripada kita, maka di sini jika keadaannya yang tua adalah yang pria maka azas beauty over age akan diterapkan. Perempuan tetap didahulukan.

Awalnya karena tidak terbiasa dengan sikap manis orang lokal dalam berkata-kata penuh gula, ada beberapa reaksi yang terjadi di kalangan orang Indonesia. Ada yang merasa jengah dan canggung, ada yang sebel karena merasa di-genit-in, dan ada juga yang bereaksi khas penduduk Jakarta  saat ada orang tak dikenal bersikap ramah, yaitu  langsung pegang dompet dan handphone erat-erat seakan-akan berhadapan dengan copet atau doa-doa dalam hati takut dihipnotis. Hasil gambar untuk smile icon

Pengalaman pertama kali sewaktu ke pasar, saya bertanya  ke salah satu penjualnya.

“Are these mangoes sweet?” tanya saya sambil menatap ragu melihat  warna mangga yang hijau.

“Oh of course, young lady. They are sweet, just like you…”

Ahai, untung sebelum mau mencap dia bapak-bapak genit  tetiba di samping saya ada nenek nenek yang mau  mengambil buah dan langsung diambilkan oleh penjual tadi, lalu diberikan  sambil tersenyum lebar ke nenek itu “These are free for a very nice lady like you, Love….”  Ahem, sama nenek nenek  saja mereka bilang nice lady dan memberikan komplimen gratisan, bagaimana saya mau GR?  Tapi ya seneng sajalah ya dibilang young lady (mungkin juga karena dibandingkan dengan nenek-nenek, ya… Hasil gambar untuk smile icon) , sambil berharap  semoga di rumah saat kita mencoba mangganya memang manis. Ternyata manis, kok, Saudara-Saudara. Dia nggak bohong soal manisnya mangga, anggap saja dia juga berkata jujur soal manisnya saya. Uhuk… Hasil gambar untuk smile icon

BACA:  Jujur, Sudah(dan Bisa)kah Kita?
Sondang Purba

Leave a Reply

Silakan dibaca juga