British Tea Rasa Indonesia?

Mungkin gara-gara waktu kecil keseringan membaca buku Enid Blyton, saya mengenal Inggris itu sebagai negara yang mempunyai kebiasaan minum teh di waktu sore. Dalam bayangan saya setiap jam 4 atau 5 sore, setiap keluarga pasti berkumpul duduk-duduk ngobrol sambil ngeteh.

Teh baru dikenalkan di Inggris di pertengahan abad ke-17 oleh Portugis, dan segera menjadi minuman yang fashionable saat itu. Dulu teh di sini diimpor dari India, tetapi sekarang sebagian besar malah berasal dari Kenya dan Uganda.

Sedangkan tradisi minum teh sendiri baru dimulai pada awal abad ke-19. Alkisah, seorang putri bangsawan dari Bedford, Anna, yang ternyata juga teman baik Ratu Victoria, merasa lapar di waktu sore, padahal jam makan malam (yang jam 8) masih lama. Lalu dia pun minta dibuatkan teh plus snack ringan gitu. Mungkin itu salah satu susahnya jadi bangsawan ya, jam makan diatur banget, nggak kayak kaum jelata kayak kita ini yang kalau lapar ya tinggal makan :p . Nah, sang putri pun lalu mengundang teman-temannya untuk bersosialita sambil ngeteh sore …Hasil gambar untuk smile icon

Akhirnya kebiasaan itu banyak yang meniru, dari kalangan atas sampai bawah, dan ta daa, jadilah tradisi afternoon tea.

Sekarang mungkin tradisi itu sudah mulai bergeser, karena keluarga muda, yang suami istri bekerja sampai sore, mungkin tidak sempat lagi ngeteh sore-sore di rumah. Tapi bisa jadi juga sih afternoon tea-nya sekarang pindah ke kantor .Hasil gambar untuk smile icon

BACA:  Tak Ada Revolusi di Rak Buku Kita

Bahwa kesan orang Inggris sangat suka teh, semakin menjadi saat saya melihat buanyak banget jenis teh dengan beraneka rasa yang ada di sini. Dari rasa berry (raspberry, strawberry, canberry), mangga, pomegranate, mint, earl grey, lady grey, english breakfast, lemon, ginger, assam, dan masih banyak lagi. Menakjubkan, lha wong saya cuma mengenal teh ya itu-itu aja. Yang membedakan cuma mereknya, dengan Tong Tji tetap menjadi the best tea buat saya. Hasil gambar untuk smile icon

Salah satu merek teh yang terkenal di Inggris adalah Twinings. Pak Twinings-lah yang memulainya di awal tahun 1700-an dari sebuah coffee house (yang juga menjual teh) dan semakin membesar hingga saat ini.

Jika anda mengunjungi London, cobalah datang ke 216 Strand Sreet. Di sinilah pak Twinings mendirikan rumah tehnya. Saat ini di sana dijual berbagai rasa teh Twining. Baru ngeh kalau Twinings punya buanyaak pilihan rasa teh, sebagian besar malah tidak pernah saya lihat sebelumnya di toko-toko.

Surprisingly, ada beberapa jenis teh Indonesia juga lho di sini. Salah satunya berjudul Grey Dragon Oolong, yang berasal dari West Java (teh dari Puncak itu, jangan-jangan Hasil gambar untuk smile icon ). Harganya premium lho. Harga premium biasanya karena kualitas premium bukan? Ukuran 80 gram teh Oolong itu dihargai £25, atau hampir 500 ribu (yang kalau dibuat beli Tong Tji bisa dapat sekarung ituu Hasil gambar untuk smile icon ) .

BACA:  Saat Undangan Makan Terasa Seperti Ujian
Foto: Ari Kristiana
Foto: Ari Kristiana

Kebetulan sewaktu kemarin saya ke sana, teh ini disajikan ke tamu-tamu yang pingin nyobain. Mbak penyajinya menjelaskan ke para tamu bagaimana enaknya teh Indonesia itu =D . Eh, ternyata mbaknya juga pernah ke Indonesia lho, walaupun baru Bali doang. Hehehe. Kapan-kapan main ke Jawa deh mbak, biar bisa menikmati teh yang enak itu dengan harga supeeer murah. Hasil gambar untuk smile icon

twining3
Foto: Ari Kristiana

Selain teh, juga dijual kopi dari Jawa dan Sumatra di sini. Sayangnya nggak ada edisi icip-icip kopi gratisan kemarin, hahaha…

twining5
Foto: Ari Kristiana

Yaah, begitulah, melihat teh dan kopi Indonesia dicintai di luar negeri itu memang sangat membanggakan. Semoga saja di kemudian hari semakin banyak produk kita yang melanglang buana, menembus batas negara dan benua, dikenal dan dicintai dunia. Hasil gambar untuk smile icon

Leave a Reply

Silakan dibaca juga