Beberapa bulan lalu di Bandung, suamiku yang ketampanannya semakin menanjak setiap bulan November itu, bilang mau ketemu temannya. Ini teman lamanya di Makassar, dan sekarang bertugas di KPU Bandung. Sudah lama tidak ketemu, katanya rindu ingin berjumpa, sekaligus…
“Mau diajak makan sop ubi.”
“Sop ubi itu apa?” saya balik bertanya. Di bayanganku, ubi itu ya sejenis ubi cilembu, dan belum pernah tahu kalau bisa dibikin sop.
Ternyata ubi yang dimaksud adalah ubi kayu, atau ketela, atau singkong.
Di Sulawesi, kampung halaman suamiku, sop ubi katanya adalah salah satu makanan khas yang sangat digemari. Terutama di musim hujan.
Namun rencana sop ubi itu gagal. Om Rahmat Zeena yang ingin ditemui ternyata mendadak ada keperluan lain. Kami pun balik ke Jakarta tanpa sempat bertemu. Tapi saya berjanji akan mencoba membuatkannya sop ubi itu. Kan tinggal gugling.
Sebenarnya penasaran juga. Apalagi kemarin Kak Mimi, tukang kue fenomenal asal Makassar itu, juga memposting sedang makan sop ubi.
Seperti apa rasanya? Bagaimana cara membuatnya?
Dan, oya, jangan lupa, menurut Kak Arlena, suster paling hits se-Bandung Raya, usahakan setiap bulan minimal ada satu kali kita menyajikan singkong di meja makan. Singkong alias ubi, diketahui mengandung antioksidan tinggi yang berguna untuk meminimalisir risiko kanker.
Jadi sepertinya ini saat yang tepat untuk memberdayakan ubi menjadi sop. Di Google, ada beberapa resep, dan pada dasarnya tidak ada yang bertolak belakang. Ini saya pilihkan satu yang paling sederhana, dengan ditambah sedikit wawancara dengan beberapa praktisi persopubian asal Makassar untuk verifikasi.
Berikut bahannya:
1 buah singkong atau ubi kayu. Dipotong dadu setelah dikupas.
320 gram daging sapi atau ayam.
Air secukupnya.
Garam.
1 sendok teh bubuk kaldu ayam.
Bumbu-bumbu yang perlu dihaluskan:
7 siung bawang merah
5 siung bawang putih
2 butir kemiri
Ketumbar kira-kira 1/2 sendok teh.
Jintan sejumput.
Bahan pelengkap:
2 butir telur rebus, belah dua
Tauge dan bihun secukupnya, rebus.
Kacang tanah goreng
Daun bawang
Daun seledri iris
Bawang goreng
Jeruk nipis.
Sambal kuning khas Makassar (bisa diganti cabe rawit)
Cara membuat:
Bumbu yang sudah dihaluskan ditumis hingga matang. Angkat dan sisihkan.
Di panci yang lain, rebus air hingga mendidih. Masak daging hingga matang dan berbuih. Tiriskan sampai buih dan kotoran lainnya tersaring. (Kalau misalnya tidka terburu-buru, boleh juga pakai slow cooker. Tinggal masukkan daging di malam hari, terus tinggal tidur. )
Masukkan bumbu halus ke dalam air kaldu. Pelan-pelan tambahkan kaldu bubuk dan garam secukupnya hingga didapatkan rasa yang diinginkan sesuai selera.
Kukus ubi kayu hingga matang, setelah itu goreng hingga agak berwarna coklat.
Atur bihun dalam piring bersama ubi goreng, telur, dan tauge. Setelah mereka berbaris rapi, tuangkan kuah sop dan potongan daging. Taburi dengan daun bawang, kacang goreng dan bawang goreng.
Sop ubi siap disajikan. Jangan lupa teteskan sedikit jeruk nipis dan sambal bila diinginkan.
Kalau ingin mendapatkan cita rasa yang paripurna, tunggu sampai hujan turun dan nikmati di depan jendela. Sesekali arahkan pandangan ke titik-titik air, yang jatuh membentuk genangan dan kenangan…
- Terubuk, Bahan “Cheating” untuk Vegan yang Rindu Rasa Daging - 05/11/2024
- Percobaan Membuat Soto Betawi - 08/02/2023
- Resep Pare Nenek feat. Ayam Suwir Kecombrang - 25/01/2023