Professor Johan Auwrex bekerja di sebuah lembaga riset asal Swiss, École Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL), dan baru saja menemukan fakta baru tentang sebuah superfood: delima.
“Penelitian di laboratorium kami menemukan sebuah mekanisme baru mengenai zat-zat yang ada di dalam buah delima bekerja dan melawan penuaan serta penyakit-penyakit terkait penuaan. Ini merupakan fakta yang benar-benar baru di mana mekanisme yang kami temukan tidak berhubungan dengan mekanisme anti-penuaan yang sudah ada selama ini, tetapi bergantung pada sebuah mekanisme baru bernama mitophagy,” kata Johan Auwrex, sebagaimana dilansir Reuters.
Dengan bertambahnya usia kita, proses mitophagy atau pembaruan sel menjadi lambat. Hal ini menyebabkan penurunan fungsi mitokondria yang mengakibatkan berbagai masalah seperti kelemahan otot.
Saat biji delima diserap, mikroba di dalamnya berinteraksi dengan bakteri dalam usus kita untuk membentuk senyawa urolithin A. Senyawa ini dapat mempercepat proses pembaruan sel.
“Penelitian kami menunjukkan untuk pertama kalinya pentingnya mitophagy dalam proses penuaan. Senyawa yang terkandung dalam bahan alami delima dapat mengaktifkan mitophagy dan mencegah penyakit penuaan seperti keringkihan, sarcopenia (kehilangan massa otot), atau penyakit metabolisme yang terkait dengan penuaan.”
Dalam uji coba laboratorium, cacing-cacing yang diberi Urolithin A hidup lima puluh persen lebih lama, sementara daya tahan tikus meningkat empat puluh persen ketika berlari.
Penampakan buah delima yang tidak seindah buah lain, seperti apel misalnya, sering membuatnya ditebang dan disingkirkan. Dengan penemuan ini, bisa jadi kita akan melihat pohon delima kembali rimbun di halaman rumah…
- Terubuk, Bahan “Cheating” untuk Vegan yang Rindu Rasa Daging - 05/11/2024
- Percobaan Membuat Soto Betawi - 08/02/2023
- Resep Pare Nenek feat. Ayam Suwir Kecombrang - 25/01/2023