Resep Puding Sedot “Subaltern Song”

Hari Minggu kemarin, si River ikut lomba adzan antar murid-murid TK/TPQ di Masjid Raya Bintaro Jaya. Ini lomba pertama yang dia ikuti yang berkaitan dengan ketakwaan. Hasil gambar untuk smile icon Biasanya sih cuma ikut lomba makan kerupuk dll di kompleks…

Nah, kemarin itu dia sempat mogok pas mau tampil. Ngambek nggak mau maju. Dia masih takut nanti ketuker yang mana duluan, hayya alasshalah atau hayya alalfalah. Shalat dulu atau kemenangan dulu.
Saya bilang, gak papa kalau ketuker. Kan Allah Maha-Penuh-Pengertian. Hasil gambar untuk smile icon

Untungnya, dia akhirnya berani maju, setelah saya tunjukkan contoh adzan anak-anak yg keren di Youtube, dan emaknya janji akan menraktir dia di McD.

Setelah lomba, selain traktiran McD, saya juga janji mau bikinan dia puding. Bukan sembarang puding. Ini puding sedot. Kebetulan sempat lihat ada yang posting di wall FB Uni Ria Oktorina.

Saya cuma lihat bentuknya, bahan dan cara membuatnya saya kira-kira sendiri. Kebetulan juga saya punya stok botol bekas jus yang niatnya buat menyimpan koleksi pasir pantai. Tinggal disterilisasi, dan siap dialihfungsikan… Hasil gambar untuk smile icon

adzan

Berikut cara membuat puding sedot ala Chef Ochan.

Bahan:

Beberapa bungkus puding siap masak. Warna sesuai selera. Saya pakai:

BACA:  Mulan Menyelamatkan Bumi

3 bungkus puding susu Nutrijell 142 gram.

1 bungkus puding santan Nutrijell 142 gram.

2 bungkus Silky Puding Moiaa 100 gram.

4 butir Oreo, gulanya disingkirkan.

 

Bahan lain:

Kesabaran.

 

Cara membuat:

Bahan pertama yang diperlukan adalah kesabaran. Karena membuat puding ini membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung berapa lapis yang mau kita buat. Saya sendiri butuh waktu jeda sekitar 15 menit untuk membuat setiap lapisannya.

Yang perlu diingat adalah, sesuai teori Ilmu Bangunan, lapisan paling bawah harus dibuat lebih padat sebagai fondasi. Caranya bisa dengan mengurangi jumlah air dari takaran yang seharusnya. Sebagai contoh, puding susu Nutrijell menyarankan jumlah air 500 ml. Kalau mau dibuat lapisan paling bawah, airnya cukup 480 ml saja.

Adapun untuk lapisan-lapisan di atasnya, karena ini puding sedot, maka kadar airnya harus lebih banyak dari yang disarankan di bungkus pudingnya. Saya melebihkan 25 ml dari takaran seharusnya.

Lalu, kenapa harus ada puding susu dan santan? Bisa nggak semuanya puding susu atau semuanya puding santan?

Bisa aja. Saya sengaja kasih variasi supaya teksturnya tidak monoton ketika disedot. Ini juga bisa diakali dengan menambahkan gerusan bubuk Oreo di salah satu lapisan.

BACA:  Layang-layang yang Tak Pernah Terbang

Adapun untuk kemasan, saya pakai botol jus kaca ukuran 300 ml. Kalau dirasa kurang banyak, bisa pakai botol bensin 1 liter. Asal kuat aja nyedotnya… 😀

Sedot, Maaang!
Sedot, Maaang!

Oya, puding sedot ini saya kasih nama Puding sedot “Subaltern Song”. Jangan tanya apa maksudnya. Ini tidak ada hubungannya dengan Gayatrti Spivak atau Antonio Gramsci.  Yang penting kedengarannya keren! Hasil gambar untuk smile icon

Selamat mencoba! Kalau berhasil, kabari teman. Kalau gagal, kabari saya.

Fauzan Mukrim

1 Comment

Leave a Reply

Silakan dibaca juga